Pentingkah Menjaga "Mental Health" Bagi kaum rebahan ?

       




        Dewasa ini, kita banyak diperhadapkan dengan berbagai kejadian yang tidak kita harap kedatangngannya. terutama kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan hati. kejadian di luar kendali kita tentu akan menjadi dampak besar yang akan mempengaruhi tindakan kita di kehidupan sehari hari.  Munculnya Fenomena Fajar sadboy yang sedih karena cintanya tak berbalas dan masih banyak lagi fenomena yang muncul di media sosial khususnya tiktok dan instagram yang makin hari makin hype saja. 
        Sebagai kaum rebahan yang kebanyakan menghabiskan waktu di kamar untuk menonton video/foto yang sedang viral di tiktok dan instagram telah menjadi rutinitas sehari-hari. apabila tidak dilakukan maka terasa ada yang kurang dalam diri kita sebagai kaum rebahan. Membahas soal mental, seperti yang saya sebutkan pada akhir paragraf pertama di atas tentu menjadi hal yang menarik.

        Sebagai salah satu kaum rebahan yang cukup akut ini, saya memikirkan beberapa pertanyaan di kepala,  Apakah mental itu perlu di jaga ? Apakah mental terganggu karena adanya faktor eksternal? Apakah mental kita bisa kita kendalikan sesuka dan seingin kita ?
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala mungil ini yang munkin hanya terisi oleh segumpalan oksigen.

Fajar Sadboy dan keluhannya
        Kita sudah tidak asing lagi dengan  nama Fajar Sadboy  yang sering berkeliaran di For You Page (FYP) Tiktok kita beberapa waktu lalu. Kesedihan yang di alami Fajar karena tidak menemui jalan yang mulus dalam pencarian cintanya dengan menampilkan mimik wajah yang amat sedih di bumbui dengan kata-kata yang mampu membuat orang-orang terbawa perasaan (BAPER).
       Media sosial telah menjadi sentral dalam membangun persepsi atau anggapan mengenai kondisi yang sedang kita alami saat ini, mulai dari persoalan keluarga, pertemanan, percintaan dan berbagai hal yang sedang di alami orang lain dan pada saat yang sama kita pun sedang mengalaminya. sehingga membangun persepsi yang sama dan tersebar luas di jagad media sosial.  
saya mengingat kata-kata Fajar saat pertama kali viral di Tiktok mengatakan " Setidaknya saya punya perjuangan di hargai " pernyataan tersebut banyak menuai empati bagi pengguna media sosial, ada yang meresponnya dengan tertawa dan candaan. namun, banyak pula yang merespon dengan emosi munkin karena sedang merasakan hal yang sama dengan apa yang di rasakan oleh Fajar. 

Stoisisme dan pandangannya. 
    
    Filsafat Stoisisme atau yang lebih kita kenal dengan Filosofi Teras hadir menjadi solusi bagi permasalah internal dalam diri manusia yang selalu berharap dan penuh rasa cemas dan khawatir akan sesuatu yang belum tentu akan terjadi pada dirinya.

     "We suffer more in imagination than in reality". Saneca (Letters

    " Kita menderita lebih di imajinasi kita dari pada di kenyataan "

        kecemasan yang timbul dari dalam diri manusia ini dapat membawa dampak yang kurang mengenakkan karena mampu untuk mengganggu mental dan tidak menstabilkan pikiran.  mengapa hal demikian dapat terjadi ? sebagai manusia kita memiliki kebiasaan untuk membesar-besarkan kesedihan seakan tercabik diantara masa kini dan hal-hal yang baru akan terjadi dan sering kali akan disusahkan oleh rasa khawatir yang kita buat sendiri.  Filosifi teras mengajarkan kita untuk tetap Enjoy  saja di setiap kondisi yang di alami. kata Gusdur "Gitu aja Kok Repot" kalimat yang cukup nyeleneh tapi memiliki makna yang begitu luas. Stoisisme memegang satu prinsip utama yaitu kita harus "Hidup Selaras Alam". Alam memberikan manusia nalar, akal sehat, rasio yang membedakan manusia dengan binatang. manusia harus menggunakan nalar agar dapat merasakan kebahagiaan.

    "Some things are up to us, some things are not up to us". Epictetus )Enchiridion)
    
    " Ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita, ada beberapa hal-hal yang tidak berada di bawah         kendali kita"

    Stoisisme membagi menjadi dua kendali atau di sebut juga dikotomi kendali yaitu ada yang di bawah kendali kita (pertimbangan, persepsi, keingian, tujuan dan segala sesuatu yang berada dalam pikiran dan tindakan kita.)  dan tidak dibawah kendali (opini orang lain, tindakan orang lain, orangtua, jenis kelamin suku dll). sehingga hal-hal yang berada di luar kendali tidak perlu kita pikirkan dan lebih fokus pada apa yang dapat menjadi kendali kita khususnya persepsi kita mengenai sesuatu hal. 

    namun tidak hanya itu, Stoisisme juga memberikan penjelasan mengenai bagaimana kita mengatasi rasa khawatir pada apa yang belum terjadi. Pemberian imunisasi pada mental atau dapat di sebut Premeditatio Malorum yaitu dengan memikirkan hal-hal apa yang dapat menjadi gangguan kita sehari-hari seperti, terjebak macet, pacar saya selingkuh atau  cinta saya di tolak mentah-mentah oleh sang pujaan hati seperti pada kasus Fajar sadboy. sehingga, ketika hal tersebut terjadi maka kita sudah memprediksi dan sudah tidak terkejut lagi. praktik ini sama halnya dengan imunisasi untuk meningkatkan kekebalan mental kita dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. 

            oleh karena itu, stoisisme hadir untuk menciptakan ketentraman dalam diri dengan menerima apa yang diluar kehendak/kendali kita dan memfokuskan diri pada apa yang menjadi kehendak/kendali diri sehingga dapat menciptakan sebuah kenyamanan diri tanpa adanya rasa cemas berlebihan yang terlalu menguras energi yang berlebihan. dan menjadi manusia yang bahagia dari dalam diri. 





  








Komentar

Postingan Populer